Friday 14 February 2014

Dr. Dino Patti Djalal

Sosok Dr. Dino Patti Djalal dan Gagasan Cemerlangnya



"Shine through your achievement. Anda boleh saja merasa diri unik, nyentrik, dan hebat, namun tanpa suatu prestasi Anda tidak akan dianggap orang," 

Itulah salah satu kutipan inspirasi dari seorang Dino Patti Djalal. Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini lahir di Beograd, Yugoslavia, pada tanggal 10 September 1965. Dr. Dino adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Professor Hasjim Djalal dan Jurni. Perlu diketahui bahwa ayahnya, Hasjim Djalal adalah Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman, dan juga dikenal sebagai pakar International tentang hukum laut. Dr. Dino kecil mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah dan SMP Al Azhar Tinggi. Seiring perjalanan waktu,  dia melanjutkan pendidikannya ke McLean High School, Amerika Serikat, dan melanjutkan  S-1 ke Universitas Carleton. Belum puas dengan gelar sarjana, kemudian dia menyabet gelar Masternya di Universitas Simon Frazer, Kanada, dan diikuti penyempurnaan gelar doktor bidang hubungan internasional di London School of Economics and Political Science, Kanada.
Pada tahun 1987 merupakan langkah awal kariernya, dimulai dengan ambil bagian dari anggota Departemen Luar Negeri. Berbagai tugas kenegaraan diembannya, antara lain sebagai Jubir Satgas P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur), Ia sempat menjabat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara dan Amerika Tengah di Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, sebelum akhirnya bersama Andi Mallarangeng ditunjuk sebagai juru bicara (jubir) untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan menjabat sebagai jubir selama 6 tahun sejak bulan Oktober 2004 sampai Oktober 2010. Selain menjabat sebagai seorang Duta Besar, Dr. Dino juga penulis naskah pidato kepresidenan, Aktivis, akademisi, dan juga penulis buku Best Seller nasional. Adapun mengenai kehidupan keluarganya, Dr. Dino menikahi Rosa Raj Djalal yang berprofesi sebagai dokter gigi. Dari perkawinan mereka telah lahir tiga orang anak dengan nama Alexa, Keanu, dan Chloe.
Gagasan-gagasan yang gemilang telah tercipta dari tangan Dr. Dino Djalal. Dia adalah konseptor Kehutanan-11 proses, proses konsultatif yang melibatkan negara hutan hujan tropis di Asia, Afrika dan Amerika Latin, untuk meningkatkan peran kritis mereka sebagai bagian dari pencegahan terhadap perubahan iklim. Dia juga salah satu pelopor dari Global Inter-Media Dialog, sebuah wadah yang mempromosikan kebebasan pers serta toleransi agama dan budaya antara Indonesia dan Norwegia. Dr Dino juga merupakan konseptor dari Presiden Visitor's Program, sebuah program tahunan untuk mengundang Friends of Indonesia dari seluruh dunia untuk mengunjungi Indonesia selama waktu perayaan kemerdekaan pada pertengahan Agustus. Pada tahun 2005, Dia juga menjadi delegasi Indonesia di program "Pimpinan Network di Perserikatan Bangsa-Bangsa Dukungan Reformasi", dipimpin oleh Perdana Menteri Swedia Göran Persson. Selian itu, Dr. Dino juga wakil Sherpa Indonesia untuk G-8 Outreach Summit pertemuan di Hokkaido, Jepang pada tahun 2008.
Tidak sampai disitu saja, Dr. Dino juga mengandrungi urusan pemuda dengan menggagas ide “Forum Pemuda Inovatif” pada tahun 2008. Sebuah forum yang menciptakan kepemimpinan inovatif dari semua sektor masyarakat Indonesia. Forum ini telah mengadakan serangkaian seminar publik untuk menciptakan pemimpin dalam bidang: tata pemerintahan daerah, pendidikan, pekerja perdamaian, kesehatan, reformasi birokrasi, kewirausahaan, Islam moderat, dan perubahan iklim. Selanjutnya, Dr. Dino juga menciptakan lembaga Modernisator – Sebuah pergerakan Pemuda yang fokus dengan anggota kelompok dari Modernisator tersebar di berbagi kalangan, seperti Gita Wiryawan, Chatib Basri, Emirsyah Satar, Sandiago Uno, Lin Che Wei, Omar Anwar, Chrisma Al-banjar, Dian Sastrowardoyo. Ternyata, tidak hanya unggul dalam gagasan berupa pembentukan forums-forum saja, seorang Dr. Dino pun produkif dalam menghasilkan karya berupa buku. Salah satu bukunya, edisi keempat yang berjudul  “Harus Bisa!” menjadi best seller dengan angka penjualan mencapai 1,7 juta copi. (yogi/therectornews)

No comments: